Penulisan tanda baca
1)
Tanda Titik
a)
Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
·
Ayah tinggal di Solo.
·
Biarlah mereka duduk disana.
b)
Tanda titik dipakai untuk singkatan
nama orang.
Misalnya :
·
A.S. Kramawijaya
·
Muh. Feedayen
c)
Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan atau gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Misalnya :
·
Dr. Doktor
·
Kol. Kolonel
·
Prof. Profesor
·
S.E Sarjana
Ekonomi
d)
Tanda titik dipakai pada singkatan
kata atau ungkapan yang sangat umum. Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Misalnya :
·
a.n. atas
nama
·
Yth. Yang
terhormat
e)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu.
Misalnya :
·
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit
20 detik)
f)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
angka, jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya : 1.35.20 jam (1 jam, 35 lewat, 20 detik)
g)
Tanda titik tidak dipakai
untuk memisahkan angak ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukan
jumlah.
Misalnya :
·
Ia lahir pada tahun 1950 di Bandung.
·
Nomor gironya 045678. (Tanda titik di sini mengakhiri
kalimat).
h)
Tanda titik tidak dipakai
dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau
gabungan keduanya, atau yang terdapat dalam akronim yang sudah diterima oleh
masyarakat.
Misalnya :
·
UUD Undang Undang Dasar
·
sekjen sekretaris janderal
i)
Tanda titik tidak dipakai
dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang.
Misalnya:
·
TNT Trinitrotoluen
·
Cm Sentimeter
·
L Liter
·
Kg Kilogram
j)
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul
yang merupakan kepala karangan atau kepala ilutrasi, tabel dan sebagainya.\
Misalnya :
·
Acara Kunjugan Adam
Malik
·
Bentuk dan Kedaulatan ( Bab I UUD 45)
·
Salah Asuhan
k)
Tanda titik tidak dipakai di
belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan penerima surat.
Misalnya :
·
1 April 1973
·
Yth. Sdr. Moh. Hanafi
Jalan Pemuda 43 Yogyakarta
·
Kantor Penempatan Tenaga Kerja
Jalan Cikini 71 Jakarta
2)
Tanda Koma ( , )
a)
Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
·
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
·
Satu, dua, …… tiga !
b)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat
setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti
tetapi, melainkan.
Misalnya :
·
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
·
Didi bukan anak saya, melainkan anak
Pak Kasim.
c)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan
anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului
induk kalimatnya.
Misalnya :
·
Kalau hari hujan, saya tidak akan
datang.
·
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d)
Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabia anak kalimat
mengiringi induk kalimat.
Misalnya :
·
Saya tidak akan datang kalau hari
hujan.
·
Dia berpendapat bahwa soal itu tidak
penting.
e)
Tanda koma dipakai dibelakang kata atau
ugkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, meskipun, lagi pula, begitu, akan tetapi.
Misalnya :
·
Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati.
·
Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.
f)
Tanda koma dipakai di belakang
kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan, yang terdapat
pada awal kalimat.
Misalnya :
·
O, begitu ?
·
Wah, bukan main !
g)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya :
·
Kata ibu, “Saya gembira sekali.”
·
“Saya gembira sekali,“ kata ibu, “ Karena kamu
lulus.”
h)
Tanda koma dipakai diantara (i)nama
alamat, (iii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama
temapat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya :
·
Sdr. Hasan, Jalan Pisang
Batu 1, Bogor.
·
Surat-surat ini harap dialamatkan
kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Indonesia, Jalan Raya Salemaba 6, Jakarta.
·
Surabaya, 10 Mei 1960
i)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1945. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1
dan 2. Djakarta : PT Pustaka
j)
Tanda koma dipakai diantara nama
orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakanya dari singkatan nama
keluarga dan marga.
Misalnya:
·
Ratu Langi, S.E.
·
Ny. Khadijah, M.A.
k)
Tanda koma di pakai di muka angka
persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
Misalnya:
·
12,54 m
·
Rp12,50 (lambang Rp tidak pakai titik)
l)
Tanda koma di pakai untuk mengapit
keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Misalnya:
·
Guru saya, pak Ahmad, pandai sekali.
·
Di daerah kami, misalnya, masih
banyak orang laki-laki makan sirih.
·
Seorang mahasiswa, selaku wakil
kelompoknya, maju cepat-cepat.
m)
Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan
lansung tersebut berakhiran dengan tanda tanya atau tanda seru dan mendahului
bagian lain dalam kalimat itu.
Misalnya:
·
“Di mana Saudara
tinggal?” tanya Karim.
·
“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.
3)
Tanda Titik Koma ( ; )
a)
Tanda titik koma dapat di pakai untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut, kami belum selesai juga.
b)
Tanda titik koma dapat di pakai untuk
memisahkan kalimat yang setara dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya:
Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran pilihan pendengar
4)
Tanda Titik
Dua ( : )
a)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu
pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Yang kita perlukan sekarang adalah barang-barang seperti berikut:
kursi, meja, dan almari.
b)
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau
ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
tempat sidang : Ruang 104
pengantar acara : Bambang S.
hari : Senin
c)
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama
sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : “Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : “Baik, Bu”
Ibu :“ Jangan lupa. Letakkan baik
baik!”
d) Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau
pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kita
memerlukan kursi, meja, dan lemari.
5)
Tanda Hubung (-)
a) Kata penghubung menyambung
suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
|
Suku
kata terdiri dari huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja
pada ujung baris atau pangkal baris.
b) Kata hubung menyambung
awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian di depanya pada pergantian
baris.
Misalnya:
|
Akhiran
–i tidak dipenggal supaya jangan
terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
c) Tanda hubung
Menghubungkan
unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
·
anak-anak
·
berulang-ulang
·
dibolak-balik
·
kemerah-merahan
Tanda ulang (…….2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai
pada teks karangan.
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
·
p-a-n-i-t-i-a.
·
8-4-1973
e)
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas
hubungan bagian-bagian yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
·
ber-evolusi dengan be-revolusi
·
Dua puluh lima-ribuan (20X5000) dengan
·
dua puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
·
Istri-perwira yang ramah dengan
·
istri perwira-yang-ramah.
f)
Tanda
hubung dipakai untuk
merangkaikan (a) se- dengan berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b)
ke- dengan angka , (c) angka dengan an- , dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuan atau kata.
Misalnya
:
·
se-Indonesia
·
se-Jawa Bara
·
hadiah ke-2
·
tahun 50-an
·
ber-SMA
·
KTP-nya nomor 141693
·
Bom-H
g) Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya
: di-charter, pen-tackle-an
6)
Tanda Tanya ( ? )
a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
·
Kapan ia berangkat ?
·
Saudara tahu, bukan ?
b)
Tanda tanya dipakai di antara tanda
kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Misalnya : Ia
dilahirkan pada tahun 1683 (?).
7) Tanda Seru ( ! )
Tanda seru
dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya :
·
Alangkah seramnya peristiwa itu !
·
Bersihkan kamar ini sekarang juga !
8)
Tanda Petik (“…”)
a)
Tanda Petik mengapit petikan langsung
yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis
lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas
baris.
Misalnya :
·
“Sudah siap?” tanya Awal.
·
“Saya belum siap,” seru Mira, “Tunggu
sebentar!”
b)
Tanda petik mengapit istilah ilmiah
yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya :
·
Karangan Andi Hakim Nasution yang
berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo
·
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada
halaman 5 buku itu.
·
Pekerjaannya itu dilaksanakannya dengan
cara “coba dan ralat” saja.
·
Ia bercelana panjang yang dikalangan
remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.
c)
Tanda petik penutup mengikuti tanda
baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya : Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
d)
Tanda baca penutup kalimat atau
bagian kalimat ditempatkan dibelakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan
yang dipakai dengan arti khusus.
Misalnya :
·
Karena warna kulitnya, Budi mendapat
julukan “si Hitam”.
·
Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri
tidak tahu sebabnya.
9)
Tanda Garis Miring ( / )
a)
Tanda garis miring dipakai dalam
penomoran kode surat
Misalnya : No. 7/PK/1973
b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
Misalnya :
·
mahasiswa/mahasiswi
·
harganya Rp 15,00/lembar
·
jalan daksinapati IV/3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar