Sabtu, 16 Desember 2017

aqidah akhlak semester 1

A.  Kalimat Thayyibah
Istighfar Kepada ALLAH SWT
Istighfar, Astaghfirullahal’azim  “Aku mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung”kalimat yang sangat pendek, tapi memiliki makna yang sangatdahsyat, sangat dalam, sangat indah dalam hidup kita.Ia merupakan tradisi ritual Islam yang sangat fundamental.Sebab dalam Istighfar itu mengandungi beberapa elemen rohani, sebagaimanamdinyatakan di dalam al-Quran mahupun Sunnah Rasulullah SAW. Sejumlah ayat tentang Istighfar atau pertobatan sangat banyak dikutip al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, misalnya:
“Mereka apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, segera ingat akan Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya…(QS. 3:135).
“Maka barangsiapa memuji Tuhanmu, dan memohon ampunan kepada-Nya, sungguh Dia Maha penerima Taubat.” (QS. 110:3)
“…dan orang-orang yang memohon ampun sebelum fajar.” (QS. 3:17).
“Maha Suci Engkau Wahai Allah, Tuhanku! Dan dengan segala puji bagi-Mu ya Allah Tuhanku, ampunilah aku! Sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat, lagi Maha Pengasih.” (HR. al-Hakim).
“Barang siapa memperbanyak istighfar, maka akan diberi kelapangan dalam setiap kesusahan dan jalan keluar dari kesempitan. Dan dianugerahi rezeki dari jalan yang tiada disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).
“Sungguh hatiku didera kerinduan yang sangat dalam, sehingga aku beristighfar seratus kali setiap hari.” (HR. Muslim)Meski dosa-dosamu sebanyak buih lautan, sebanyak butir pasir di padang pasir, sebanyak daun di seluruh pepohonan, atau seluruh bialangan jagad semesta, Allah SWT tetap akan selalu mengampuni, bila engkau mengucapkan doa sebanyak tiga kali sebelum engkau tidur: Astaghfirullahal ‘Adzim al-Ladzii Laailaaha Illa Huwal Hayyul Qayyuumu wa Atuubu Ilaih. (Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Memelihara (kehidupan), dan aku bertobat kepada-Nya).” (HR. at-Tirmidzi).
Terjemahan Istighfar: “Aku mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung” Istighfar memiliki dua makna yang jelas yang menjuruskan kepada hubungan kita dengan Allah SWT. Semoga selama ini kita sebut istighfar mencapai makna-maknanya.
Yang pertama, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal ‘adzim, berarti kita minta ampun kepada Allah, minta dimaafkan kesalahan kita, minta ditutupi aib-aibkita. Semakin sering kita beristighfar maka semakin bersih diri kita dari dosa, dari kesalahan, dari aib-aib. Karena itu Allah sangat menyukai hamba Allah yang terus beristighfar. Karena tidak satu pun di antara kita yang bersih dari dosa, maka istighfar adalah kewajiban dan kebutuhan kita, agar Allah mengampuni dosa kita, memaafkan kesalahan kita dan menutupi aib kita.
Yang kedua, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal ‘adzim, berarti kita minta kepada Allah, mohon kepada Allah, amat sangat, agar Allah memperbaiki hidup kita, menguatkan aqidah kita, membuat kita nikmat dalam ibadah khusyuk, menjadikan akhlaq kita mulia.
Membiasakan diri mengucap Astagfirullahalaziim
Setiap Muslim hendaknya memperbanyak istighfar dalam berbagai kesempatan. Minimal mengucapkan: Astaghfirullah, Rabbighfirli, Allahummaghfirli, dan yang lainnya. Melalui istighfar tersebut seseorang akan memperoleh banyak keutamaan.
Dan dalam Istifghar ini terdapat keutaaman dan juga manfaat. Diantara manfaat keutamaan Istighfar adalah :
1.      Akan dihapus kejelekannya dan diangkat derajatnya. Allah Ta'ala berfirman: "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nisa' [4]: 110).
2.      Akan dilapangkan rejekinya, mendapatkan ketenangan batin, harta yang halal seperti yang telah diutarakan di atas.Allah Ta'ala berfirman : "Maka, aku katakan pada mereka : "Mohon ampunlah kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai."( QS. Nuh : 10 - 12 ).
3.      Dihapuskannya dosa dan kesalahannya. Setiap dosa meninggalkan noda hitam pada hati. Noda hitam bisa lenyap dengan melakukan istighfar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Sesungguhnya bila seorang Mukmin melakukan satu dosa, pada hatinya timbul satu noda hitam. Bila dia bertobat, berhenti dari maksiat, dan beristighfar, niscaya mengilap hatinya." (HR Ahmad).
4.      Dimudahkannya dalam segala urusan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).

B.  Asma’ul Husna Al-Qawiyyu, Al-Hakim, Al-Musawwir, Al-Qadir
1.      Al-Qawiyyu (Allah Yang Maha Kuat)
Sungguh luar biasa jika mendapat kekuatan dari Alloh SWT, baik kekuatan jasmani dan rohani.
Dengan mendapatkan kekuatan jasmani Kita tidak mudah terserang penyakit, dan mampu menjalankan aktifitas Kita sehari – hari denganpenuh semangat.
Dengan kekuatan Rohani, Kita mempunyai keteguhan dan kekutan iman untuk menjalankan aktifitas ibadah Kita kepada Alloh SWT.
Sungguh nikmatnya orang yang mendapatkan kekuatan dari Alloh SWt, karena Kita dapat menjalankan ibadah dan aktifitas pekerjaan sehari – hari dengan kondisi sehat dan bugar.

2.      Al-Hakim (Allah Yang Maha Bijaksana)
Didunia ini memang ada peradilan yang menetapkan suatu hukuman bagi segala perbuatan Kita yang melanggar hukum.Namun bisa saja kita tidak mendapat peradilan yang baik disana.Jika ketidakadilan ini telah terjadi hendaknya Kita berusaha semampu Kita untuk mewujudkannya.
Sistem peradilan Kita memberikan Kita kesempatan untuk mendapatkan keputusan yang seadil –adilnya. Dan jika Kita merasa bahwa keputusan PA / PN (Pengadilan Agama / Pengadilan Negeri) tidak adil , Kita dapat mengajukan banding ke PT / PTA ( Pengadilan Tinggi / Pengadilan Tinggi Agama ).
Jika kita masih tidak mendapatkan keadilan / hukuman yang Kita terima terasa tidak adil, maka Kita dapat mengajukan PK ( Peninjauan Kembali ke MA (Mahkamah Agung). Kita dapat juga mengajukan Grasi ke Presiden Kita, kalau Kita juga merasa tidak mendapatkan keadilan di MA.Jadi sistem ini diciptakan supaya terciptanya keadilan yang sesungguhnya kepada masyarakat.
Namun kalau saja memang terjadi, Kita hendaknya tawakkal ( berserah diri kepadaAlloh SWT, setelah diiringi dengan usaha dan do’a ). Akan ada peradilan yang lebih tinggi yaitu peradilan dari Sang Maha Bijaksana di hari Akhir.
Kebijaksanaan ini merupakan cermin bagi semua pimpinan, baik diri sendiri, Kepala Keluarga, Orang Tua, Pemimpin Negara ( Presiden / Wakil Presiden ), Kepala Sekolah, Guru, Murid, CEO, Pengusaha, karyawan, dan cermin bagi semua elemen masyarakat.
Dengan memanggil Asma Nya Yaa Hakiimu, Kita merasa optimis bahwa keadilan / kebijaksanaa akan selalu mengiringi setiap langkah Kita.

3.      Al-Musawwir (Allah Yang Maha Memberi Bentuk)
   Alloh SWT menciptakan makhluk Nya dengan sebagus – bagusnya bentuk.Terlebih manusia yang diciptakan dengan kondisi paling sempurna dibandingkan Mkhluk lainnnya ciptaaa Nya. Bahkan Malaikatpun kalah sempurna dibanding Manusia, yaitu manusia memiliki Aqal ( pikiran ). Proses pembentukan manusia baik pembentukan fisik maupun karakter ( sifat ) sudah dimulai dari rahim ibu selama dalam kandungan. Pembentukan fisik meliputi ; tangan, kaki, wajah, tubuh, kaki, dan rambut, serta organ tubuh tubuh lainnya. Pembentukan sifat ini pun juga akan terbentuk selama dalam kandungan ibu. Nah jika Sang Ibu selama mengandung suka marah - marah, memaki, selingkuh, mencuri, dan lain –lain, maka sang anak pun kemungkinan akan mengikuti jejak Sang Ibu. Dianjurkan ketika Sang Ibu selamamengandung sebaiknya melakukan hal – hal yang positif, supaya Sang janin mengikuti jejejak Orang tuanya yang selalu mengikuti kebaikan yang sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya selama dalam kandungan.
               Dengan memanggil asma Nya Yaa Mushowwiru, diharapkan nanti anak yang bakal lahir diharpkan menjadi anak yang tampan, gagah, pintar, berbakti kepada keluarga / bangsa dan negara / agama, sempurna lahir dan bathin, baik akhlaqnya ( budi pekerti atau tingkah lakunya ) jika ia laki – laki. Dan jika Alloh SWT menghendaki ia terlahir sebagai perempuan, maka ia akan menjadi bayi yang cantik, cerdas, berbakti kepada keluarga / bangsa dan negara / agama, sempurna lahir dan bathin, baik akhlaqnya ( budi pekerti atau tingkah lakunya ).

4.      Al Qadir (Allah Yang Maha Kuasa)

Segala sesuatu ini ada dan terjadi berdasarkan kehendak Nya. Membuat matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat, menentukan nasib orang apakah ia jadi orang kaya atau orang miskin adalah kehendak Nya (bukan manusia lainnya), menyembuhkan segala penyakit yang divonis tidak sembuh dokter, menentukan apakah ia mempunyai keturunan atau tidak, menentukan umur manusia, menciptakan makhluq Nya dan manusia berpasang – pasang (ada laki-laki dan perempuan), menentukan jodoh, menentukan kesuksesan usaha atau justru malah bangkrut, menentukan nasib seseorang apakah ia diterima menjadi PNS ( Pegawai Negeri Sipil ), murunkan musibah / benca alam ( seperti ; banjir, tanah longsor, tsunami, gempa bumi, dan lain sebagainya ), dan lain – lain.
Kekuasaan yang diberikan kepada Kita saat ini adalah sebuah amanat dari Alloh SWT. Misalnya Kita mendapatkan kekuasaan menjadi presiden, wakil presiden, menteri, wakil rakyat / anggota DPR ( Dewan Perwakilan Rakyat ), Gubernur Bank Indonesia ( BI ), Ketua MA ( Mahkamah Agung ), Ketua MK ( MK ) Mahkamah Konstitusi (dokter, guru, kepala sekolah, Ketua RT, Ketua RW, kepala keluarga, bupati, gubernur, ketua kelas, ketua osis, ketua organisasi, ketua partai, pimpinan perusahaan, dan lain – lain. Kekuasaan yang Kita dapatkan ini adalah merupakan amanat kekuasaan yang diberikan oleh Alloh SWT kepada Kita, yang harus Kita jalankan dengan sebaik – baiknya, penuh rasa tanggungjawab, dan tidak memihak kepada kepentingan pribadi, golongan atau kelompok tertentu.
Alloh SWT berhak mengambil kekuasaan yang telah diberikan Nya kepada Kita, kalau Kita tidak menjalankannya dengan baik, dengan berbagai cara semua dapat terjadi dengan ijin Nya. Dengan kekuasaan yang Alloh miliki segala kekuasan yang telah Kita peroleh bisa hilang, dengan berbagai cara, dalam kondisi apa pun, kapan pun dan di mana pun juga.
Oleh Karena itu kalau Kita ingin melanggengkan segala kekuasaan yang Kita miliki Kita harus menjalankan kekuasaan tersebut dengan sebaik – baik nya penuh amanat, dan rasa tangungjawab.
Alloh lah Yang Maha Kuasa atas segala – segala Nya. Dengan memanggil Asma Nya, Kita mendapatkan kekuasaan baik dimata diri sendiri, keluarga, orang tua, teman, masyarakat, dan orang lain. Serta diberi hidayah serta kekuatan untuk menjalankan kekuasan tersebut dengan penuh rasa tanggungjawab.

C.  Qada dan Qadar
1.      Pengertian
Dari sudut bahasa, Qada bermakna hukum, ketetapan, kehendak, pemberitahuan dan penciptaan.Mengikut syarak, Qada adalah ketetapan Allah SWT tentang sesuatu.Manakala Qadar dari segi bahasa membawa maksud undang-undang dan kepastian. Dari sudut syarak pula, Qadar membawa pengertian ketetapan terhadap semua makhluk dalam kadar dan bentuk tertentu.
Dia akan menetapkan keadaan fizikal segala sesuatu dalam penciptaan manusia secara fizikal tetapi Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih kejayaan dan kegagalan hancuran. Orang-orang yang memilih untuk berkejayaan akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kejayaan tersebut. Demikian juga orang-orang yang memilih kegagalan tidak akan berusaha sungguh-sungguh untuk berjaya tetapi hancuran leka untuk akan memuaskan nafsu semata-mata.

2.      Kewajiban beriman kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada Qada dan Qadar bererti yakin bahawa segala sesuatu yang berlaku adalah ketetapan Allah SWT. Umat Islam akan menerima setiap ketetapan Allah SWT dengan keredaan selepas berusaha dengan bersungguh-sungguh.
Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman,
“Sesiapa yang tidak reda dengan Qada-Ku dan Qadar-Ku serta tidak tabah terhadap ujian yang aku berikan, maka carilah Tuhan selain Aku”.(Dilaporkan daripada Tabrani)

3.      Hubungan antara Qada dan Qadar dengan Usaha
Beriman kepada Qada dan Qadar bermakna menyakini bahawa Allah SWT telah menetapkan segala sesuatu bagi hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya seseorang diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nutfah, 40 hari menjadi seketul darah, 40 hari menjadi seketul daging, kemudian Allah SWT mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan menuliskan empat perkara iaitu rezeki, ajal, amalan dan jalan hidupnya iaitu sengsara atau bahagia.” (Dilaporkan daripada Sahih Bukhari dan Muslim)
Allah SWT telah menetapkan nasib setiap manusia tetapi manusia tidak mengetahui nasibnya.Oleh itu, manusia wajib berusaha untuk mencapai kejayaan dengan bersungguh-sungguh. Jika usaha yang dilakukan adalah bersungguh-sungguh, maka keputusan yang diperolehi akan memuaskan dan jika usaha kurang, maka keputusan yang diperolehi juga akan kurang memuaskan. Firman Allah SWT,
“Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah nasib sesuatu kaum melainkan mereka mengubah nasib mereka.”
(Surah al-Ra'ad, ayat: 11)
Allah SWT mewajibkan manusia berusaha untuk mencapai kejayaan dengan bersungguh-sungguh. Satu kisah yang berlaku pada zaman Rasulullah SAW diceritakan,
“Pada suatu hari, seorang Arab Badwi menemui Rasulullah SAW dengan menunggang kuda.Dia turun dari atas kudanya dan terus menghadap Nabi tanpa mengikat kudanya.Nabi menegur orang tersebut, ‘Kenapa kuda tersebut tidak diikat?’Orang tersebut menjawab, ‘Biarlah, saya tawakal kepada Allah SWT’ Nabi bersabda, ‘Ikatlah kudamu dan kemudian baru tawakal kepada Allah SWT.’”
Kisah di atas menunjukkan bahawa Allah SWT mengetahui segala perkara baik perkara yang sudah berlaku atau yang sedang dan bakal berlaku.Sedangkan manusia, mereka hanya mengetahui perkara yang sedang dan sudah berlaku.Namun demikian, pengetahuan manusia kepada perkara yang sudah berlaku sangat terhad apatah lagi peristiwa yang belum berlaku. Oleh itu, manusia wajib berusaha kerana manusia tidak mengetahui akan nasibnya.
Manusia yang tidak mencapai kejayaan walaupun jika sudah telah berusaha dengan sempurna , maka manusia tersebut tidak akan menyesal kerana telah berusaha dengan sempurna. Setiap usaha mereka mempunyai dua peluang iaitu berjaya atau gagal manakala orang yang tidak berusaha hanya mempunyai satu peluang iaitu gagal.
Contohnya jika anda ingin berjaya dalam peperiksaan, maka anda perlu belajar dengan bersungguh-sungguh.Allah mengetahui keputusan peperiksaan anda tetapi anda ataupun cikgu tidak mengetahui selagi anda belum menjawab soalan tersebut.Anda hanya tahu keputusan selepas cikgu memaklumkan keputusan tersebut kepada anda.Allah mengetahui nasib setiap manusia tetapi manusia tidak mengetahuinya.Oleh itu, manusia wajib berusaha untuk mencapai kejayaan tersebut.
4.      Qada dan Qadar Disebut dengan Takdir
Takdir dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.       Takdir Muallaq ialah ketetapan yang berkait dengan usaha manusia. Setiap keputusan yang didapati sesuai dengan kadar usaha yang dilakukan. Contohnya, seorang pelajar universiti mahasiswa ingin menjadi pelajar cemerlang seorang doktor perubatan. Bagi mencapai keinginan tersebut, dia perlu belajar dengan rajin. Berkat kesungguhan, akhirnya beliau mendapat anugerah pelajar jadi seorang doktor perubatan yang cemerlang. Firman Allah SWT,
“...Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah nasib sesuatu kaum sehingga mereka mengubah nasib mereka sendiri...”
(Surah Ar-Raad, ayat: 11)
“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah orang yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah, 2:217)
(i) dengan i’tiqad (keyakinan)
(ii) syak (ragu-ragu)
(iii) qaul (perkataan)
(iv) fi’l (perbuatan).
b. Takdir Mubram ialah ketetapan yang tidak dapat diubah secara semulajadi. Contohnya, orang yang dilahirkan bermata sepet sedangkan ibu bapanya bermata besar.Mata tersebut tidak dapat diubah secara semulajadi tetapi dapat diubah dengan bantuan melalui pembedahan.


D.   Akhlak Terpuji
1.      Tanggung Jawab
Pengertian tanggung jawab adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab,menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Adapun tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
     Tanggung jawab bersifat kodrati, yang artinya tanggung jawab itu sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa setiap manusia dan yang pasti masing-masing orang akan memikul suatu tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Apabila seseorang tidak mau bertanggung jawab, maka tentu ada pihak lain yang memaksa untuk tindakan tanggung jawab tersebut.
2.      Adil
Adil adalah dimana suatu sifat yang mana dalam kehidupan sehari-hari membagi sesuatu sama rata. Seseorang yang adil akan memperlakukan seseorang dengan baik tanpa ada seorangpun yang merasa iri atau pilih kasih. Contohnya, suatu ketika Ria diberi kue oleh ibunya, ia disuruh membagi kue tersebut dengan adik dan seorang teman adiknya, nah disini Ria harus adil membagi kuenya. Ria tidak boleh memberi kue lebih banyak kepada adiknya ketimbang kepada teman adiknya tersebut.
     III. Bijaksana
   Bijaksana adalah dimana sikap seseorang yang dalam mengambil keputusan dengan tepat dan benar. Sikap dimana tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan serta mengetahui mana yang baik dan yang buruk. Seperti contoh seorang hakim dalam mengambil keputusan, dia harus tau mana yang benar dan mana yang salah dan tanpa ragu-ragu dalam menjatuhkan sansi.


E.  Akhlak Tercela
1.      MARAH
Marah adalah gejolak emosi yang diungkapkan dengan perbuatan atau ekspresi untuk memperoleh kepuasan.
Marah merupakan reaksi terhadap sesuatu hambatan yang menyebabkan gagalnya suatu usaha atau perbuatan, biasanya bersamaan dengan berbagai ekspresi perilaku.Marah merupakan pernyataan agresif, perilakunya mengganggu orang yang dimarahi bahkan orang-orang disekitarnya.Marah yang bersangatan adalah suatu penyakit.
Sesungguhnya amarah adalah sifat, bahkan bisa dikatakan sebagai perasaan yang penting bagi manusia, karena ia dapat membangkitkan gelora perjuangan juga semangat pengorbanan dalam membela kebenaran, menegakkan keadilan dan meraih kemenangan. Pentingnya sifat ini terlihat nyata, misalnya dalam semangat perjuangan membela aqidah dan keimanan, memelihara jiwa raga, harta dan kehormatan. Oleh karenanya, barangsiapa yang kehilangan sifat ini maka ia akan menjadi bahan hinaan, ejekan dan pelecehan di antara sesamanya.
Cara mengatasai marah adalah sebagai berikut:
1. Tersenyum.
Ketika kita tersenyum kita meredakan banyak situasi negatif. Tersenyum adalah cara menawarkan niat baik kepada orang lain. Tersenyum tidak memerlukan biaya apa-apa, selain efektif dapat meredakan situasi tegang.
2. Ketika anda marah jangan mengatakan apa-apa.
Jika kita berbicara dalam rasa marah, kita pasti akan memperburuk situasi dan sangat mungkin menyakiti perasaan orang lain. Jika kita berbicara dalam rasa marah, kita mungkin akan menemukan bahwa orang-orang akan menanggapi dengan rasa marah juga, menciptakan sebuah lingkaran kemarahan. Namun jika kita bisa menjaga untuk tetap diam, maka akan memberikan waktu untuk emosi kemarahan meninggalkan kita.
c. Tarik nafas dalam-dalam.
Tindakan sederhana dengan menarik nafas dalam-dalam akan sangat membantu anda dalam menghilangkan kemarahan.

2. FASIK.
Fasik adalah mengerjakan dosa, padahal dia tahu bahwa itu tidak boleh dilakukan.
Menurut Imam Hanafi yang dimaksud dengan fasik ada 2 macam:
1. Orang yang mengerjakan dosa dengan terang-terangan, seperti mabuk di jalanan atau pergi ke tempat pelacuran atau pergi ke tempat perjudian dengan terang-terangan, dsb.
2. Orang yang mengerjakan dosa dengan sembunyi-sembunyi, tetapi diberitahukannya dengan bangga kepada beberapa orang teman-temannya, bahwa ia berbuat yang demikian, seperti sebagian orang yang meninggalkan shalat dan puasa, lalu diceritakannya kelakuannya itu kepada teman-temannya bahwa ia tidak shalat dan tidak puasa, dsb.
3. MURTAD
Murtad adalah keluar dari agama Islam.Baik lelaki mahupun perempuan, apabila keluar dari agama Islam sementara mereka telah baligh dan berakal, maka mereka diajak kembali kepada Islam hingga tiga kali disertai peringatan. Jika mereka kembali, maka akan diterima, namun jika mereka menolak, maka akan dibunuh.
Allah berfirman:
Menurut Syeikh Abdurrahman al-Maliki di dalam kitabnya, Nidzamul Uqubat Fi al-Islam, seorang Islam itu akan jatuh kafir (murtad) disebabkan oleh empat hal berikut:

SEMESTER 2
A.    Kalimat Thayyibah
1.      Pengertian Taubat
Taubat adalah kembali taat kepada AllahSWT dan menyesal dengan bersungguh-sungguh terhadap dosa yang telah dilakukan sama ada dosa besar maupun dosa kecil serta memohon keampunan dari Allah. Setiap individu disuruh bertaubat untuk menyucikan diri dari dosa besar dan kecil, samaada dilakukan dengan sengaja maupun tidak.
Hukum bertaubat adalah wajib sama ada dosa kepada Allah SWT maupun dosa sesama manusia. Jika dosa itu berkaitan dngan manusia, hendaklah meminta maaf daripada manusia tersebut.Sekiranya dosa berkaitan dengan harta benda, hendaklah dikembalikan harta tersebut kepada tuannya.Bertaubat kepada Allah hendaklah dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan hati yang ikhlas kerana taubat yang tiada keikhlasan tidak mendatangkan apa-apa kesan terhadap individu terbabit.

2.      Syarat dan Tata Cara Bertaubat
Taubat yang terbaik adalah taubat yang penuh penyesalan, keinsafan dan rasa rendah diri kepada Allah SWT. Di dalam Islam, digariskan cara-cara memohon keampunan dan rahmat Allah SWT :
1.      Menyesal, menginsafi & berazam tidak akan mengulangi dosa yang telah dilakukannya
2.      Beristighfar memohon keampunan Allah s.w.t
3.      Beramal kebajikan
4.      Mensyukuri nikmat Allah s.w.t.
5.      Berdoa memohon kesejahteraan hidup di dunia&hari Akhirat
6.      Mengembalikan hak orang yang dizalimi jika dosanya berhubungan dengan orang lain.

3.      Macam-Macam Jenis Dosa
Dosa adalah tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan Allah. Hanya sekedar mengingatkan, bukan untuk menggurui. Apa sajakah yang termasuk  macam dosa besar menurut Al Quran?
Berikut ini adalah jenis-jenis dosa:
a.       Syirik (Menyekutukan Allah SWT).
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya". (An Nisaa: 48).
Dan Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga". (Al Maidah: 72)
b.      Berputus asa dari mendapatkan rahmat Allah SWT.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(Yusuf: 87).
c.       Berbuat durhaka kepada kedua orang tua.
Karena Allah SWT mensifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy 'orang yang sombong lagi celaka'.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka". (Maryam: 32).
d.   Membunuh.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya". (An Nisaa: 93).
e.    Menuduh wanita baik-baik berbuat zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar". (An Nuur: 23)
f.    Memakan riba.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila". (Al Baqarah: 275)
g.   Lari dari medan pertempuran.
Maksudnya, saat kaum Muslimin diserang oleh musuh mereka, dan kaum Muslimin maju mempertahankan diri dari serangan musuh itu, kemudian ada seseorang individu Muslim yang melarikan diri dari pertempuran itu.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman :
"Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam.Dan amat buruklah tempat kembalinya". (Al Anfaal: 16)
h. Memakan harta anak yatim.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman :
"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)". (An Nisaa: 10)
i.  Berbuat zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu". (Al Furqaan: 68-69)

B.     Asma’ul Husna
·         Al-Ghafuur: ( الغفور ) Maha Pengampun, banyak pengampunanNya kepada hamba-hambaNya.

·         Al-’Afuw: ( العفو ) Maha Pemaaf / Yang Maha Pengampun, menghapuskan kesalahan orang yang suka kembali untuk meminta maaf padaNya.

·         Ash-Shabuur: ( الصبور ) Maha Penyabar yang tidak tergesa-gesa memberikan seksaan dan tidak juga cepat melaksanakan sesuatu sebelum masanya.

·          Al-Haliim: ( الحليم ) Maha Penyabar / Maha Penyantun / Maha Penghamba, yaitu yang tidak tergesa-gesa melakukan kemarahan dan tidak pula gelojoh memberikan siksaan.

C.    Akhlak Terpuji
1.Kisah Teladan Nabi Adam
Sebagai makhluk sosial, manusia tak bisa hidup sendirian. Meski segalanya ia miliki: harta benda yang berlimpah sehingga setiap apa yang ia mau dengan mudah  dapat terpenuhi, tetapi jika ia hidup sendirian tanpa orang lain yang menemani tentu akan kesepian pula. Kebahagiaan pun mungkin tak pernah ia rasakan.Lihat saja betapa merananya (nabi) Adam ketika tinggal di surga. Segala kebutuhan yang ia perlukan disediakan oleh Tuhan. Apa yang ia mau, saat itu juga dapat dinikmatinya. Tetapi lantaran ia tinggal sendirian di sana , ia merasa kesepian. Segala yang di sediakan oleh Sang Pencipta bak terasa hampa menikmatinya.
Dalam kesendirian yang diselimuti rasa kesepian itu Adam berdo’a pada Tuhan agar diberikan seorang teman.Allah pun mengabulkannya.Maka sebagaimana diceritakan dalam al-Qur’an, Allah pun menciptakan Hawa (Eva dalam Al-Kitab) untuk menemani Adam. Sebagai makhluk social pula manusia membutuhkan orang lain. Tak hanya sebagai teman dalam kesendirian, tetapi juga partner dalam melakukan sesuatu.Entah itu aktivitas ekonomi, social, budaya, politik maupun amal perbuatan yang terkait dengan ibadah kepada Tuhan.Di sinilah tercipta hubungan untuk saling tolong menolong antara manusia satu dengan yang lainnya.


2.      Kisah Nabi Ayub
Nabi Ayub as menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran.Sering orang menisbatkan kesabaran kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar.Dialah sebaih-baik hamba.Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)."(QS. Shad: 44)
Setan mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub dalam rangka berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan cinta kepada Allah SWT sehingga setan tidak mungkin mendapatkan jalan untuk mengganggunya.
Ketika setan berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub, ia berkata kepada Allah SWT: "Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut.Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta."
Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah SWT berkata kepada iblis: "Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran.Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya.Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan."
D.    Akhlak Terpuji terhadap Tumbuhan
Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu lingkungan harus tetap terjaga keserasian dan kelangsungan hidupnya sehingga secara berkesinambungan tetap dalam fungsinya sebagai pendukung kehidupan. Berikut ini adalah akhlak terhadap tumuh-tumbuhan:
1.      Tidak boleh merusak tanaman atau tumbuhan
2.      Tidak buleh menghina tumbuhan
3.      Menjaga keserasian lingkungan
Manusia perlu menyayangi tumbuh- tumbuhan karena sebagian dari pemenuhan keperluan hidup manusia itu berasal dari tumbuh-tumbuhan, baik tumbuh- tumbuhan yang dapat dimakan, seperti daunnya, maupun tumbuh- tumbuhan yang batang atau bunganya dapat diambil manfaatnya dan berfungsi membersihkan udara. Semuanya perlu diberi air sesuai dengan kebutuhannya.
E.     Akhlak Terpuji Terhadap Binatang
Banyak di beberapa Negara yang memiliki industri bulu binatang seperti Cina, si binatang (seperti rubah) dikuliti hidup–hidup untuk mempersingkat waktu dan mempermurah biaya, tanpa peduli sakit dan derita yang dialami si hewan yang bersangkutan. Metode menghabisi binatang–binatang malang yang diambil bulu dan kulitnya untuk pakaian para selebriti inipun mengenaskan, mereka dibunuh dengan racun karbon monoksida, dibiarkan tanpa oksigen, dieksekusi lewat listrik atau dipatahkan lehernya dengan cara dipijak.  Rupanya masih ada beberapa manusia yang tega melihat mahluk lain tersiksa demi  sekedar keuntungan materi dan kita bermohon kepada Allah SWT agar dihindarkan dari sifat barbar sedemikian rupa. Dibawah ini akhlak atau adab terhadap binatang antara lain:
1.      Tidak boleh menyiksa binatang
2.      Tidak boleh membunuh tanpa ketentuan tertentu
3.      Memperlakukan binatang secara manusiawi
4.      Tidak menghina binatang
Tidak dipungkiri banyak juga binatang yang mengancam kesehatan bahkan jiwa manusia, seperti kalajengking, ular dan lain sebagainya dan binatang jenis ini diperbolehkan bagi kita membunuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar