A. Kalimat
Thayyibah
Istighfar Kepada ALLAH SWT
Istighfar,
Astaghfirullahal’azim “Aku mohon ampunan
kepada Allah Yang Maha Agung”kalimat yang sangat pendek, tapi memiliki makna
yang sangatdahsyat, sangat dalam, sangat indah dalam hidup kita.Ia merupakan
tradisi ritual Islam yang sangat fundamental.Sebab dalam Istighfar itu
mengandungi beberapa elemen rohani, sebagaimanamdinyatakan di dalam al-Quran
mahupun Sunnah Rasulullah SAW. Sejumlah ayat tentang Istighfar atau pertobatan
sangat banyak dikutip al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, misalnya:
“Mereka
apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, segera ingat
akan Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya…(QS. 3:135).
“Maka
barangsiapa memuji Tuhanmu, dan memohon ampunan kepada-Nya, sungguh Dia Maha
penerima Taubat.” (QS. 110:3)
“…dan
orang-orang yang memohon ampun sebelum fajar.” (QS. 3:17).
“Maha Suci
Engkau Wahai Allah, Tuhanku! Dan dengan segala puji bagi-Mu ya Allah Tuhanku,
ampunilah aku! Sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat, lagi Maha Pengasih.”
(HR. al-Hakim).
“Barang
siapa memperbanyak istighfar, maka akan diberi kelapangan dalam setiap
kesusahan dan jalan keluar dari kesempitan. Dan dianugerahi rezeki dari jalan
yang tiada disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).
“Sungguh
hatiku didera kerinduan yang sangat dalam, sehingga aku beristighfar seratus
kali setiap hari.” (HR. Muslim)Meski dosa-dosamu sebanyak buih lautan, sebanyak
butir pasir di padang pasir, sebanyak daun di seluruh pepohonan, atau seluruh
bialangan jagad semesta, Allah SWT tetap akan selalu mengampuni, bila engkau
mengucapkan doa sebanyak tiga kali sebelum engkau tidur: Astaghfirullahal
‘Adzim al-Ladzii Laailaaha Illa Huwal Hayyul Qayyuumu wa Atuubu Ilaih. (Aku
memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Dia Yang Maha
Hidup dan Memelihara (kehidupan), dan aku bertobat kepada-Nya).” (HR.
at-Tirmidzi).
Terjemahan Istighfar: “Aku mohon ampunan
kepada Allah Yang Maha Agung” Istighfar memiliki dua makna yang jelas yang
menjuruskan kepada hubungan kita dengan Allah SWT. Semoga selama ini kita sebut
istighfar mencapai makna-maknanya.
Yang
pertama, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal ‘adzim, berarti kita minta
ampun kepada Allah, minta dimaafkan kesalahan kita, minta ditutupi aib-aibkita.
Semakin sering kita beristighfar maka semakin bersih diri kita dari dosa, dari
kesalahan, dari aib-aib. Karena itu Allah sangat menyukai hamba Allah yang
terus beristighfar. Karena tidak satu pun di antara kita yang bersih dari dosa,
maka istighfar adalah kewajiban dan kebutuhan kita, agar Allah mengampuni dosa
kita, memaafkan kesalahan kita dan menutupi aib kita.
Yang kedua,
setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal ‘adzim, berarti kita minta kepada
Allah, mohon kepada Allah, amat sangat, agar Allah memperbaiki hidup kita,
menguatkan aqidah kita, membuat kita nikmat dalam ibadah khusyuk, menjadikan
akhlaq kita mulia.
Membiasakan diri mengucap Astagfirullahalaziim
Setiap Muslim
hendaknya memperbanyak istighfar dalam berbagai kesempatan. Minimal
mengucapkan: Astaghfirullah, Rabbighfirli, Allahummaghfirli, dan yang lainnya.
Melalui istighfar tersebut seseorang akan memperoleh banyak keutamaan.
Dan dalam
Istifghar ini terdapat keutaaman dan juga manfaat. Diantara manfaat keutamaan
Istighfar adalah :
1. Akan dihapus kejelekannya dan diangkat derajatnya.
Allah Ta'ala berfirman: "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan
menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nisa' [4]: 110).
2. Akan dilapangkan rejekinya, mendapatkan
ketenangan batin, harta yang halal seperti yang telah diutarakan di atas.Allah
Ta'ala berfirman : "Maka, aku katakan pada mereka : "Mohon ampunlah
kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.Niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu,
dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai."(
QS. Nuh : 10 - 12 ).
3. Dihapuskannya dosa dan kesalahannya.
Setiap dosa meninggalkan noda hitam pada hati. Noda hitam bisa lenyap dengan
melakukan istighfar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
:"Sesungguhnya bila seorang Mukmin melakukan satu dosa, pada hatinya
timbul satu noda hitam. Bila dia bertobat, berhenti dari maksiat, dan
beristighfar, niscaya mengilap hatinya." (HR Ahmad).
4. Dimudahkannya dalam segala urusan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Barangsiapa
membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan memberikan jalan keluar baginya
dari setiap kesulitan, akan memberikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan
akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR Abu Daud
dan Ibnu Majah).
B. Asma’ul
Husna Al-Qawiyyu, Al-Hakim, Al-Musawwir, Al-Qadir
1.
Al-Qawiyyu (Allah Yang Maha Kuat)
Sungguh luar biasa jika
mendapat kekuatan dari Alloh SWT, baik kekuatan jasmani dan rohani.
Dengan mendapatkan
kekuatan jasmani Kita tidak mudah terserang penyakit, dan mampu menjalankan
aktifitas Kita sehari – hari denganpenuh semangat.
Dengan kekuatan Rohani,
Kita mempunyai keteguhan dan kekutan iman untuk menjalankan aktifitas ibadah
Kita kepada Alloh SWT.
Sungguh nikmatnya orang
yang mendapatkan kekuatan dari Alloh SWt, karena Kita dapat menjalankan ibadah
dan aktifitas pekerjaan sehari – hari dengan kondisi sehat dan bugar.
2.
Al-Hakim (Allah Yang Maha Bijaksana)
Didunia ini memang ada peradilan
yang menetapkan suatu hukuman bagi segala perbuatan Kita yang melanggar
hukum.Namun bisa saja kita tidak mendapat peradilan yang baik disana.Jika
ketidakadilan ini telah terjadi hendaknya Kita berusaha semampu Kita untuk
mewujudkannya.
Sistem peradilan Kita memberikan
Kita kesempatan untuk mendapatkan keputusan yang seadil –adilnya. Dan jika Kita
merasa bahwa keputusan PA / PN (Pengadilan Agama / Pengadilan Negeri) tidak
adil , Kita dapat mengajukan banding ke PT / PTA ( Pengadilan Tinggi /
Pengadilan Tinggi Agama ).
Jika kita masih tidak mendapatkan
keadilan / hukuman yang Kita terima terasa tidak adil, maka Kita dapat
mengajukan PK ( Peninjauan Kembali ke MA (Mahkamah Agung). Kita dapat juga
mengajukan Grasi ke Presiden Kita, kalau Kita juga merasa tidak mendapatkan
keadilan di MA.Jadi sistem ini diciptakan supaya terciptanya keadilan yang
sesungguhnya kepada masyarakat.
Namun kalau saja memang terjadi,
Kita hendaknya tawakkal ( berserah diri kepadaAlloh SWT, setelah diiringi
dengan usaha dan do’a ). Akan ada peradilan yang lebih tinggi yaitu peradilan
dari Sang Maha Bijaksana di hari Akhir.
Kebijaksanaan ini merupakan cermin
bagi semua pimpinan, baik diri sendiri, Kepala Keluarga, Orang Tua, Pemimpin
Negara ( Presiden / Wakil Presiden ), Kepala Sekolah, Guru, Murid, CEO,
Pengusaha, karyawan, dan cermin bagi semua elemen masyarakat.
Dengan memanggil Asma Nya Yaa
Hakiimu, Kita merasa optimis bahwa keadilan / kebijaksanaa akan selalu
mengiringi setiap langkah Kita.
3.
Al-Musawwir (Allah Yang Maha Memberi Bentuk)
Alloh SWT menciptakan makhluk Nya
dengan sebagus – bagusnya bentuk.Terlebih manusia yang diciptakan dengan
kondisi paling sempurna dibandingkan Mkhluk lainnnya ciptaaa Nya. Bahkan
Malaikatpun kalah sempurna dibanding Manusia, yaitu manusia memiliki Aqal (
pikiran ). Proses pembentukan manusia baik pembentukan fisik maupun karakter (
sifat ) sudah dimulai dari rahim ibu selama dalam kandungan. Pembentukan fisik
meliputi ; tangan, kaki, wajah, tubuh, kaki, dan rambut, serta organ tubuh
tubuh lainnya. Pembentukan sifat ini pun juga akan terbentuk selama dalam
kandungan ibu. Nah jika Sang Ibu selama mengandung suka marah - marah, memaki,
selingkuh, mencuri, dan lain –lain, maka sang anak pun kemungkinan akan
mengikuti jejak Sang Ibu. Dianjurkan ketika Sang Ibu selamamengandung sebaiknya
melakukan hal – hal yang positif, supaya Sang janin mengikuti jejejak Orang
tuanya yang selalu mengikuti kebaikan yang sudah diajarkan oleh kedua orang
tuanya selama dalam kandungan.
Dengan memanggil asma Nya Yaa
Mushowwiru, diharapkan nanti anak yang bakal lahir diharpkan menjadi anak yang
tampan, gagah, pintar, berbakti kepada keluarga / bangsa dan negara / agama,
sempurna lahir dan bathin, baik akhlaqnya ( budi pekerti atau tingkah lakunya )
jika ia laki – laki. Dan jika Alloh SWT menghendaki ia terlahir sebagai
perempuan, maka ia akan menjadi bayi yang cantik, cerdas, berbakti kepada
keluarga / bangsa dan negara / agama, sempurna lahir dan bathin, baik akhlaqnya
( budi pekerti atau tingkah lakunya ).
Segala sesuatu ini ada
dan terjadi berdasarkan kehendak Nya. Membuat matahari terbit dari timur dan
tenggelam di barat, menentukan nasib orang apakah ia jadi orang kaya atau orang
miskin adalah kehendak Nya (bukan manusia lainnya), menyembuhkan segala
penyakit yang divonis tidak sembuh dokter, menentukan apakah ia mempunyai
keturunan atau tidak, menentukan umur manusia, menciptakan makhluq Nya dan
manusia berpasang – pasang (ada laki-laki dan perempuan), menentukan jodoh,
menentukan kesuksesan usaha atau justru malah bangkrut, menentukan nasib
seseorang apakah ia diterima menjadi PNS ( Pegawai Negeri Sipil ), murunkan
musibah / benca alam ( seperti ; banjir, tanah longsor, tsunami, gempa bumi,
dan lain sebagainya ), dan lain – lain.
Kekuasaan yang
diberikan kepada Kita saat ini adalah sebuah amanat dari Alloh SWT. Misalnya
Kita mendapatkan kekuasaan menjadi presiden, wakil presiden, menteri, wakil
rakyat / anggota DPR ( Dewan Perwakilan Rakyat ), Gubernur Bank Indonesia ( BI
), Ketua MA ( Mahkamah Agung ), Ketua MK ( MK ) Mahkamah Konstitusi (dokter,
guru, kepala sekolah, Ketua RT, Ketua RW, kepala keluarga, bupati, gubernur,
ketua kelas, ketua osis, ketua organisasi, ketua partai, pimpinan perusahaan,
dan lain – lain. Kekuasaan yang Kita dapatkan ini adalah merupakan amanat
kekuasaan yang diberikan oleh Alloh SWT kepada Kita, yang harus Kita jalankan
dengan sebaik – baiknya, penuh rasa tanggungjawab, dan tidak memihak kepada
kepentingan pribadi, golongan atau kelompok tertentu.
Alloh SWT berhak
mengambil kekuasaan yang telah diberikan Nya kepada Kita, kalau Kita tidak
menjalankannya dengan baik, dengan berbagai cara semua dapat terjadi dengan
ijin Nya. Dengan kekuasaan yang Alloh miliki segala kekuasan yang telah Kita
peroleh bisa hilang, dengan berbagai cara, dalam kondisi apa pun, kapan pun dan
di mana pun juga.
Oleh Karena itu kalau
Kita ingin melanggengkan segala kekuasaan yang Kita miliki Kita harus
menjalankan kekuasaan tersebut dengan sebaik – baik nya penuh amanat, dan rasa
tangungjawab.
Alloh lah Yang Maha
Kuasa atas segala – segala Nya. Dengan memanggil Asma Nya, Kita mendapatkan
kekuasaan baik dimata diri sendiri, keluarga, orang tua, teman, masyarakat, dan
orang lain. Serta diberi hidayah serta kekuatan untuk menjalankan kekuasan
tersebut dengan penuh rasa tanggungjawab.
C. Qada
dan Qadar
1.
Pengertian
Dari
sudut bahasa, Qada bermakna hukum, ketetapan, kehendak, pemberitahuan dan
penciptaan.Mengikut syarak, Qada adalah ketetapan Allah SWT tentang sesuatu.Manakala
Qadar dari segi bahasa membawa maksud undang-undang dan kepastian. Dari sudut
syarak pula, Qadar membawa pengertian ketetapan terhadap semua makhluk dalam
kadar dan bentuk tertentu.
Dia
akan menetapkan keadaan fizikal segala sesuatu dalam penciptaan manusia secara
fizikal tetapi Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih kejayaan
dan kegagalan hancuran. Orang-orang yang memilih untuk berkejayaan akan
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kejayaan tersebut. Demikian juga
orang-orang yang memilih kegagalan tidak akan berusaha sungguh-sungguh untuk
berjaya tetapi hancuran leka untuk akan memuaskan nafsu semata-mata.
2. Kewajiban beriman kepada Qada dan Qadar
Beriman
kepada Qada dan Qadar bererti yakin bahawa segala sesuatu yang berlaku adalah
ketetapan Allah SWT. Umat Islam akan menerima setiap ketetapan Allah SWT dengan
keredaan selepas berusaha dengan bersungguh-sungguh.
Dalam
sebuah hadis Qudsi, Allah SWT berfirman,
“Sesiapa yang tidak
reda dengan Qada-Ku dan Qadar-Ku serta tidak tabah terhadap ujian yang aku
berikan, maka carilah Tuhan selain Aku”.(Dilaporkan daripada Tabrani)
3. Hubungan antara Qada dan Qadar dengan Usaha
Beriman
kepada Qada dan Qadar bermakna menyakini bahawa Allah SWT telah menetapkan
segala sesuatu bagi hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya
seseorang diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nutfah, 40
hari menjadi seketul darah, 40 hari menjadi seketul daging, kemudian Allah SWT
mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan menuliskan empat perkara
iaitu rezeki, ajal, amalan dan jalan hidupnya iaitu sengsara atau bahagia.” (Dilaporkan
daripada Sahih Bukhari dan Muslim)
Allah
SWT telah menetapkan nasib setiap manusia tetapi manusia tidak mengetahui
nasibnya.Oleh itu, manusia wajib berusaha untuk mencapai kejayaan dengan
bersungguh-sungguh. Jika usaha yang dilakukan adalah bersungguh-sungguh, maka
keputusan yang diperolehi akan memuaskan dan jika usaha kurang, maka keputusan
yang diperolehi juga akan kurang memuaskan. Firman Allah SWT,
“Sesungguhnya
Allah SWT tidak mengubah nasib sesuatu kaum melainkan mereka mengubah nasib
mereka.”
(Surah
al-Ra'ad, ayat: 11)
Allah
SWT mewajibkan manusia berusaha untuk mencapai kejayaan dengan
bersungguh-sungguh. Satu kisah yang berlaku pada zaman Rasulullah SAW
diceritakan,
“Pada suatu hari, seorang Arab Badwi
menemui Rasulullah SAW dengan menunggang kuda.Dia turun dari atas kudanya dan
terus menghadap Nabi tanpa mengikat kudanya.Nabi menegur orang tersebut, ‘Kenapa
kuda tersebut tidak diikat?’Orang tersebut menjawab, ‘Biarlah, saya tawakal
kepada Allah SWT’ Nabi bersabda, ‘Ikatlah kudamu dan kemudian baru tawakal
kepada Allah SWT.’”
Kisah di atas menunjukkan bahawa
Allah SWT mengetahui segala perkara baik perkara yang sudah berlaku atau yang
sedang dan bakal berlaku.Sedangkan manusia, mereka hanya mengetahui perkara
yang sedang dan sudah berlaku.Namun demikian, pengetahuan manusia kepada
perkara yang sudah berlaku sangat terhad apatah lagi peristiwa yang belum berlaku.
Oleh itu, manusia wajib berusaha kerana manusia tidak mengetahui akan nasibnya.
Manusia yang tidak mencapai kejayaan
walaupun jika sudah telah berusaha dengan sempurna , maka manusia tersebut
tidak akan menyesal kerana telah berusaha dengan sempurna. Setiap usaha mereka
mempunyai dua peluang iaitu berjaya atau gagal manakala orang yang tidak
berusaha hanya mempunyai satu peluang iaitu gagal.
Contohnya jika anda ingin berjaya
dalam peperiksaan, maka anda perlu belajar dengan bersungguh-sungguh.Allah mengetahui
keputusan peperiksaan anda tetapi anda ataupun cikgu tidak mengetahui selagi
anda belum menjawab soalan tersebut.Anda hanya tahu keputusan selepas cikgu
memaklumkan keputusan tersebut kepada anda.Allah mengetahui nasib setiap
manusia tetapi manusia tidak mengetahuinya.Oleh itu, manusia wajib berusaha
untuk mencapai kejayaan tersebut.
4. Qada dan Qadar Disebut dengan Takdir
Takdir dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Takdir Muallaq
ialah ketetapan yang berkait dengan usaha manusia. Setiap keputusan yang didapati
sesuai dengan kadar usaha yang dilakukan. Contohnya, seorang pelajar universiti
mahasiswa ingin menjadi pelajar cemerlang seorang doktor perubatan. Bagi
mencapai keinginan tersebut, dia perlu belajar dengan rajin. Berkat
kesungguhan, akhirnya beliau mendapat anugerah pelajar jadi seorang doktor
perubatan yang cemerlang. Firman Allah SWT,
“...Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah
nasib sesuatu kaum sehingga mereka mengubah nasib mereka sendiri...”
(Surah Ar-Raad, ayat: 11)
“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah orang yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah, 2:217)
(i) dengan i’tiqad (keyakinan)
(ii) syak (ragu-ragu)
(iii) qaul (perkataan)
(iv) fi’l (perbuatan).
(Surah Ar-Raad, ayat: 11)
“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah orang yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Al-Baqarah, 2:217)
(i) dengan i’tiqad (keyakinan)
(ii) syak (ragu-ragu)
(iii) qaul (perkataan)
(iv) fi’l (perbuatan).
b. Takdir Mubram
ialah ketetapan yang tidak dapat diubah secara semulajadi. Contohnya, orang
yang dilahirkan bermata sepet sedangkan ibu bapanya bermata besar.Mata tersebut
tidak dapat diubah secara semulajadi tetapi dapat diubah dengan bantuan melalui
pembedahan.
D. Akhlak Terpuji
1. Tanggung Jawab
Pengertian
tanggung jawab adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga
berkewajiban menanggung, memikul jawab,menanggung segala sesuatunya atau
memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Adapun tanggung jawab secara
definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang
disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung
jawab bersifat kodrati, yang artinya tanggung jawab itu sudah menjadi bagian
kehidupan manusia bahwa setiap manusia dan yang pasti masing-masing orang akan
memikul suatu tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Apabila seseorang tidak mau
bertanggung jawab, maka tentu ada pihak lain yang memaksa untuk tindakan tanggung
jawab tersebut.
2.
Adil
Adil adalah dimana suatu sifat yang mana
dalam kehidupan sehari-hari membagi sesuatu sama rata. Seseorang yang adil akan
memperlakukan seseorang dengan baik tanpa ada seorangpun yang merasa iri atau
pilih kasih. Contohnya, suatu ketika Ria diberi kue oleh ibunya, ia disuruh membagi
kue tersebut dengan adik dan seorang teman adiknya, nah disini Ria harus adil
membagi kuenya. Ria tidak boleh memberi kue lebih banyak kepada adiknya
ketimbang kepada teman adiknya tersebut.
III.
Bijaksana
Bijaksana adalah dimana sikap seseorang yang
dalam mengambil keputusan dengan tepat dan benar. Sikap dimana tidak
tergesa-gesa dalam mengambil keputusan serta mengetahui mana yang baik dan yang
buruk. Seperti contoh seorang hakim dalam mengambil keputusan, dia harus tau
mana yang benar dan mana yang salah dan tanpa ragu-ragu dalam menjatuhkan sansi.
E. Akhlak
Tercela
1.
MARAH
Marah adalah gejolak emosi yang diungkapkan dengan perbuatan atau
ekspresi untuk memperoleh kepuasan.
Marah merupakan reaksi terhadap sesuatu hambatan yang menyebabkan
gagalnya suatu usaha atau perbuatan, biasanya bersamaan dengan berbagai
ekspresi perilaku.Marah merupakan pernyataan agresif, perilakunya mengganggu
orang yang dimarahi bahkan orang-orang disekitarnya.Marah yang bersangatan
adalah suatu penyakit.
Sesungguhnya amarah adalah sifat, bahkan bisa dikatakan sebagai perasaan
yang penting bagi manusia, karena ia dapat membangkitkan gelora perjuangan juga
semangat pengorbanan dalam membela kebenaran, menegakkan keadilan dan meraih
kemenangan. Pentingnya sifat ini terlihat nyata, misalnya dalam semangat
perjuangan membela aqidah dan keimanan, memelihara jiwa raga, harta dan
kehormatan. Oleh karenanya, barangsiapa yang kehilangan sifat ini maka ia akan
menjadi bahan hinaan, ejekan dan pelecehan di antara sesamanya.
Cara mengatasai marah adalah sebagai berikut:
1. Tersenyum.
Ketika kita tersenyum kita meredakan banyak situasi negatif. Tersenyum
adalah cara menawarkan niat baik kepada orang lain. Tersenyum tidak memerlukan
biaya apa-apa, selain efektif dapat meredakan situasi tegang.
2. Ketika
anda marah jangan mengatakan apa-apa.
Jika kita berbicara dalam rasa marah, kita pasti akan memperburuk situasi
dan sangat mungkin menyakiti perasaan orang lain. Jika kita berbicara dalam rasa
marah, kita mungkin akan menemukan bahwa orang-orang akan menanggapi dengan
rasa marah juga, menciptakan sebuah lingkaran kemarahan. Namun jika kita bisa
menjaga untuk tetap diam, maka akan memberikan waktu untuk emosi kemarahan
meninggalkan kita.
c. Tarik
nafas dalam-dalam.
Tindakan sederhana dengan menarik nafas dalam-dalam akan sangat membantu
anda dalam menghilangkan kemarahan.
2. FASIK.
Fasik adalah mengerjakan dosa, padahal dia tahu bahwa itu tidak boleh
dilakukan.
Menurut Imam Hanafi yang dimaksud dengan fasik ada 2 macam:
1. Orang
yang mengerjakan dosa dengan terang-terangan, seperti mabuk di jalanan atau
pergi ke tempat pelacuran atau pergi ke tempat perjudian dengan
terang-terangan, dsb.
2. Orang yang
mengerjakan dosa dengan sembunyi-sembunyi, tetapi diberitahukannya dengan
bangga kepada beberapa orang teman-temannya, bahwa ia berbuat yang demikian,
seperti sebagian orang yang meninggalkan shalat dan puasa, lalu diceritakannya
kelakuannya itu kepada teman-temannya bahwa ia tidak shalat dan tidak puasa,
dsb.
3. MURTAD
Murtad
adalah keluar dari agama Islam.Baik lelaki mahupun perempuan, apabila keluar
dari agama Islam sementara mereka telah baligh dan berakal, maka mereka diajak
kembali kepada Islam hingga tiga kali disertai peringatan. Jika mereka kembali,
maka akan diterima, namun jika mereka menolak, maka akan dibunuh.
Allah berfirman:
Menurut Syeikh Abdurrahman al-Maliki di
dalam kitabnya, Nidzamul Uqubat Fi al-Islam, seorang Islam itu akan jatuh kafir
(murtad) disebabkan oleh empat hal berikut:
SEMESTER 2
A.
Kalimat Thayyibah
1.
Pengertian Taubat
Taubat adalah kembali taat kepada AllahSWT dan menyesal dengan bersungguh-sungguh terhadap dosa yang telah dilakukan sama ada dosa besar
maupun dosa kecil
serta memohon keampunan dari Allah. Setiap individu disuruh bertaubat untuk
menyucikan diri dari dosa besar dan kecil, samaada dilakukan dengan sengaja maupun
tidak.
Hukum bertaubat adalah wajib sama
ada dosa kepada Allah SWT maupun dosa sesama manusia. Jika dosa itu berkaitan
dngan manusia, hendaklah meminta maaf daripada
manusia tersebut.Sekiranya dosa berkaitan dengan harta benda, hendaklah
dikembalikan harta tersebut kepada tuannya.Bertaubat kepada Allah hendaklah
dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan hati yang ikhlas kerana taubat yang tiada
keikhlasan tidak mendatangkan apa-apa kesan terhadap individu terbabit.
2.
Syarat dan Tata Cara Bertaubat
Taubat yang terbaik adalah taubat
yang penuh penyesalan, keinsafan dan rasa rendah diri kepada Allah SWT. Di
dalam Islam, digariskan cara-cara memohon keampunan dan rahmat Allah SWT :
1. Menyesal, menginsafi & berazam
tidak akan mengulangi dosa yang telah dilakukannya
2. Beristighfar memohon keampunan Allah
s.w.t
3. Beramal kebajikan
4. Mensyukuri nikmat Allah s.w.t.
5. Berdoa memohon kesejahteraan hidup
di dunia&hari Akhirat
6. Mengembalikan
hak orang yang dizalimi jika dosanya berhubungan dengan orang lain.
3.
Macam-Macam Jenis Dosa
Dosa adalah
tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan Allah. Hanya
sekedar mengingatkan, bukan untuk menggurui. Apa sajakah yang termasuk macam dosa besar menurut Al Quran?
Berikut ini adalah jenis-jenis
dosa:
a. Syirik
(Menyekutukan Allah SWT).
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya". (An Nisaa: 48).
Dan Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga". (Al Maidah: 72)
b.
Berputus asa dari mendapatkan rahmat Allah SWT.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(Yusuf: 87).
c.
Berbuat durhaka kepada kedua orang tua.
Karena Allah SWT mensifati orang yang
berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy
'orang yang sombong lagi celaka'.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Dan berbakti kepada ibuku, dan
Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka". (Maryam: 32).
d.
Membunuh.
Tentang hal ini
Allah SWT berfirman:
"Dan
barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya". (An Nisaa: 93).
e.
Menuduh wanita baik-baik berbuat zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang
menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina),
mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar".
(An Nuur: 23)
f.
Memakan riba.
Tentang hal ini
Allah SWT berfirman:
"Orang-orang yang makan
(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila". (Al Baqarah: 275)
g.
Lari dari medan pertempuran.
Maksudnya, saat kaum Muslimin
diserang oleh musuh mereka, dan kaum Muslimin maju mempertahankan diri dari
serangan musuh itu, kemudian ada seseorang individu Muslim yang melarikan diri
dari pertempuran itu.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman :
"Barangsiapa yang membelakangi mereka
(mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak
menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu
kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka
Jahannam.Dan amat buruklah tempat kembalinya". (Al Anfaal: 16)
h. Memakan harta anak yatim.
Tentang
hal ini Allah SWT berfirman :
"Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu
menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka)". (An Nisaa: 10)
i. Berbuat
zina.
Tentang hal ini Allah
SWT berfirman:
"Barangsiapa yang melakukan demikian
itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat
gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab
itu". (Al Furqaan: 68-69)
B.
Asma’ul Husna
·
Al-Ghafuur: ( الغفور ) Maha Pengampun, banyak pengampunanNya kepada hamba-hambaNya.
·
Al-’Afuw: ( العفو ) Maha Pemaaf / Yang Maha Pengampun, menghapuskan kesalahan
orang yang suka kembali untuk meminta maaf padaNya.
·
Ash-Shabuur: ( الصبور ) Maha Penyabar yang tidak tergesa-gesa memberikan seksaan dan
tidak juga cepat melaksanakan sesuatu sebelum masanya.
·
Al-Haliim: ( الحليم ) Maha Penyabar / Maha Penyantun / Maha Penghamba, yaitu yang tidak tergesa-gesa melakukan kemarahan
dan tidak pula gelojoh memberikan siksaan.
C.
Akhlak Terpuji
1.Kisah Teladan Nabi Adam
Sebagai makhluk sosial, manusia
tak bisa hidup sendirian. Meski segalanya ia miliki: harta benda yang berlimpah
sehingga setiap apa yang ia mau dengan mudah dapat terpenuhi, tetapi jika
ia hidup sendirian tanpa orang lain yang menemani tentu akan kesepian pula.
Kebahagiaan pun mungkin tak pernah ia rasakan.Lihat saja betapa merananya
(nabi) Adam ketika tinggal di surga. Segala kebutuhan yang ia perlukan
disediakan oleh Tuhan. Apa yang ia mau, saat itu juga dapat dinikmatinya.
Tetapi lantaran ia tinggal sendirian di sana , ia merasa kesepian. Segala yang
di sediakan oleh Sang Pencipta bak terasa hampa menikmatinya.
Dalam kesendirian yang diselimuti
rasa kesepian itu Adam berdo’a pada Tuhan agar diberikan seorang teman.Allah
pun mengabulkannya.Maka sebagaimana diceritakan dalam al-Qur’an, Allah pun
menciptakan Hawa (Eva dalam Al-Kitab) untuk menemani Adam. Sebagai makhluk
social pula manusia membutuhkan orang lain. Tak hanya sebagai teman dalam
kesendirian, tetapi juga partner dalam melakukan sesuatu.Entah itu aktivitas
ekonomi, social, budaya, politik maupun amal perbuatan yang terkait dengan
ibadah kepada Tuhan.Di sinilah tercipta hubungan untuk saling tolong menolong
antara manusia satu dengan yang lainnya.
2.
Kisah
Nabi Ayub
Nabi
Ayub as menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan
bahwa beliau berada di puncak kesabaran.Sering orang menisbatkan kesabaran
kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi
Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada
setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah SWT telah
memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub)
seorang yang sabar.Dialah sebaih-baik hamba.Sesungguhnya dia amat taat (kepada
Tuhannya)."(QS. Shad: 44)
Setan
mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu.
Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub dalam rangka berusaha menggodanya tetapi
Nabi Ayub adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan
cinta kepada Allah SWT sehingga setan tidak mungkin mendapatkan jalan untuk
mengganggunya.
Ketika setan berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub, ia
berkata kepada Allah SWT: "Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan
menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu
karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan
kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah
memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya,
kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan
padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan
binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa
takut.Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah
yang murni karena cinta."
Riwayat
tersebut mengatakan bahwa Allah SWT berkata kepada iblis: "Sesungguhnya
Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam
keimanan dan kesabaran.Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam
hartanya.Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari
apa yang engkau lakukan."
D.
Akhlak Terpuji
terhadap Tumbuhan
Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan,
bukan saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti
tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu lingkungan harus tetap terjaga keserasian dan
kelangsungan hidupnya sehingga secara berkesinambungan tetap dalam fungsinya
sebagai pendukung kehidupan. Berikut ini adalah akhlak terhadap tumuh-tumbuhan:
1. Tidak boleh merusak tanaman
atau tumbuhan
2.
Tidak buleh menghina tumbuhan
3. Menjaga keserasian
lingkungan
Manusia
perlu menyayangi tumbuh- tumbuhan karena sebagian dari pemenuhan keperluan
hidup manusia itu berasal dari tumbuh-tumbuhan, baik tumbuh- tumbuhan yang dapat
dimakan, seperti daunnya, maupun tumbuh- tumbuhan yang batang atau bunganya
dapat diambil manfaatnya dan berfungsi membersihkan udara. Semuanya perlu
diberi air sesuai dengan kebutuhannya.
E. Akhlak Terpuji Terhadap
Binatang
Banyak di beberapa Negara
yang memiliki industri bulu binatang seperti Cina, si binatang (seperti rubah)
dikuliti hidup–hidup untuk mempersingkat waktu dan mempermurah biaya, tanpa
peduli sakit dan derita yang dialami si hewan yang bersangkutan. Metode menghabisi
binatang–binatang malang yang diambil bulu dan kulitnya untuk pakaian para
selebriti inipun mengenaskan, mereka dibunuh dengan racun karbon monoksida,
dibiarkan tanpa oksigen, dieksekusi lewat listrik atau dipatahkan lehernya
dengan cara dipijak. Rupanya masih ada beberapa manusia yang tega melihat
mahluk lain tersiksa demi sekedar
keuntungan materi dan kita bermohon kepada Allah SWT agar dihindarkan dari
sifat barbar sedemikian rupa. Dibawah ini akhlak atau adab terhadap binatang antara
lain:
1. Tidak boleh menyiksa binatang
2. Tidak boleh membunuh tanpa ketentuan
tertentu
3. Memperlakukan binatang secara manusiawi
4. Tidak menghina binatang
Tidak dipungkiri banyak juga
binatang yang mengancam kesehatan bahkan jiwa manusia, seperti kalajengking,
ular dan lain sebagainya dan binatang jenis ini diperbolehkan bagi kita
membunuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar